It’s been a while since I posted anything on this blog! <- sering
banget kayanya ya nulis kalimat ini.
Anw, menyambut tahun baru
(cailah), saya berencana mengunggah tulisan setiap harinya di blog ini. Sama
seperti yang saya lakukan di awal tahun ini, dimana setiap harinya selalu ada blogpost. Nah, di post pertama di bulan
Desember ini saya ingin berbagi mengenai sebuah gerakan (?) yang mulai saya
implementasikan: Social Media Detox.
Apa itu Social Media Detox?
Social Media Detox adalah
mengurangi penggunaan media sosial – tapi dalam kasus saya adalah saya bukan
mengurangi, melainkan stop menggunakan media sosial selama satu bulan.
Kenapa Social Media Detox?
Saya mendapatkan inspirasi untuk
memulai detoks ini setelah menonton video Wheezy Writer mengenai bagaimana ia
dan istrinya memutuskan untuk tidak menggunakan internet selama sebulan dan
kembali ke “rutinitas” awal sebelum kehidupan mereka disibukkan oleh liat HP
mulu. Disitu, istri Craig – pemilik akun Wheezy Writer – mengaku kalau
kehidupannya menjadi lebih berwarna dan produktif setelah tidak memakai
internet dan setelah tuntas melakukan stop-internet selama sebulan, ia justru
merasa kalau melihat sosmed tidak semenyenangkan seperti dulu.
Nah, akhir-akhir ini – sebenernya
bukan akhir-akhir ini sih, udah agak lama juga – saya suka ngerasa kalau kapasitas
berpikir saya dan tingkat kebahagiaan dan keantusiasan saya terhadap suatu hal
sangat sangat berkurang. Saya jadi lebih sering mengeluh dan terobsesi dengan
hal-hal yang sebelumnya tidak pernah pernah saya inginkan. Ketika saya akan
menulis sesuatu – review misalnya –
saya jadi cenderung memikirkan banyak hal yang ujung-ujungnya malah gajadi saya
ditulis tuh review. Padahal, jauh
dulu sebelum saya kenal Instagram, jaman-jaman dimana saya baru kenalan sama
Blog, saya bisa nulis apapun sesuka saya tanpa overthinking. Mau tulisan itu bagus atau engga, saya selalu seneng
kalo udah nulis. Padahal (pengulangan kata) kalo saya lihat tulisan-tulisan
saya jaman dulu, bahasa inggrisnya amburadul banget – sekarang juga masih sih –
tapi seengganya saya menemukan kebahagiaan setelah menulis dan mengunggahnya di
Blog.
Oleh karena itu, saya memutuskan
untuk “kembali ke masa-masa dulu”, masa dimana saya ga terlalu tahu dan peduli
mengenai kehidupan orang lain dalam sosmed-nya dan bahagia di dunia saya
sendiri, dunia tanpa sosmed.
Aturan dalam Social Media Detox
Karena ini detoks media sosial,
maka yang ga akan saya lihat selama sebulan ini adalah Instagram + Twitter.
Kalau untuk Youtube, serial atau film, kayanya sih saya masih belum bisa stop 100 persen, meskipun
saya akan lebih menyibukkan diri dengan baca buku dibanding marathon serial TV.
Selain stop menggunakan Instagram
+ Twitter, saya juga berniat untuk menulis jurnal setiap harinya. Sebenarnya
saya udah niatin nulis jurnal dari dua bulan yang lalu setelah lihat video LiahYoo soal kebiasaan dia setiap paginya yang selalu nulis jurnal, tapi ya secara
saya seorang procrastinator, jadi
belum terealisasi sampe sekarang. Maka dari itu, harapannya sih sambil detoks
saya bakal bisa nulis jurnal juga dan STOP
PROSCRATINATING!
Durasi Social Media Detox
1 Desember – 31 Desember 2018.
Siapapun yang membaca ini, doakan
saya berhasil menjalani social media detox ini ya dan doakan output yang baik dari detoks ini. Sekian
dan terima kasih. J
No comments:
Post a Comment