Review

Wednesday, December 12, 2018

[Gem of the Week] Iz Harris' Video on Gratitude

Bumped into this amazing video few days ago. For anyone who feels like they are falling behind, do watch this. It managed to make me feel more grateful about myself and for everything that has happened before.

Memorable Quotes

Hey Mom, did you feel emotional of the first time that you drove in Sacramento? I did. And I wanted to tell you, but we weren't really talking when it happened. All those bans I've known my whole life and stores and the whole thing. And I wanted to tell you  I love you. Thank you. I'm...Thank You. - Christine "Lady Bird" McPherson

Tuesday, December 11, 2018

About Jealousy

Being jealous at someone will not solve anything. The word you are looking for is motivated. Being motivated instead of being jealous will get you somewhere, rather than sitting in the same spot filling your guts with hatred and negativity toward someone.

Monday, December 10, 2018

Memaafkan :)

Memaafkan maka akan dimaafkan.
Kalau ada orang yg ngomongin kita, menjelek-jelekkan kita, mikir aja "Oh mungkin Saya punya dosa mangkanya ada orang jahat sama saya." Gitu aja mikirnya maka akan lebih mudah memaafkan. 

Sunday, December 9, 2018

Lecture of the Week - 9/12/2018

"Jangan suudzon sama Allah. Jadi, nanti kalau sampai mungkin kita sudah berusaha cuman ga ada perubahan, jangan salahkan Allah. Karena Allah pengen kamu bukan sukses, bukan gagal, (tapi Allah pengen kamu) sabar atau syukur." - Ustadz Subhan Bawazier

Friday, December 7, 2018

Her

They said she's too weak
I said she's kind
They said she can't discipline her children
I said she understands what her children wants
They said her children don't respect her
I said her children could not live without her
They said she's pretty tough
I said she's very tough and strong

Wednesday, December 5, 2018

Random Ramblings 5/12/2018

Welcome to current days, when compassion toward other is decided by social media post.
Ketika seberapa pedulinya lo atau seberapa dekatnya lo dengan orang lain dihitung dari seberapa banyak posting-an tentang orang tersebut di feed akun socmed lo. 

Tuesday, December 4, 2018

Random Ramblings 4/12/2018

Who are we to judge people anyway? 
Ga ada yang sempurna. Each individual has their own flaws and it's not our job to blame them.
Tugas kita adalah memperbaiki diri sendiri.

Monday, December 3, 2018

"Your Imperfections Make You Unique"

Just watched "Redefine Pretty", a film made by Em Ford (the person behind My Pale Skin YouTube channel) for Creators for Change movement.

The film blew me away. It is so beautiful and define what the reality is. As a person who is struggling with low self-esteem and always thinking about "what will others said", this film hit me hard.

As I watched it, I realized that all of women who got featured in this film and said that they never thought they're pretty enough are actually very pretty. I realized that everyone have their own uniqueness, their own values, which make them shine in their own ways.

It reminds me of what my mother's orthopedist said to me the other day when I said I have scoliosis and I often feel insecure if I wear a tight dress to a wedding because it will show my uneven back. After examines me, the orthopedist said that I'm thinking too much about it, because it doesn't show at all and he said that it was just me who thought that when other people doesn't see it at all.

Maybe it is time to let loose, to accept me the way I am, to stop looking at stereotype on how perfect is because it will never end, there will always be someone who is taller, prettier, have more perfect body, have clearer skin, etc. But there is only one me. So, for whoever who read this and struggling with your flaws, embrace it dear, embrace your uniqueness, because maybe what you're struggling with is what makes you special.

Just like what Cindy Bishop said "Your imperfections make you unique."

Saturday, December 1, 2018

Social Media Detox – The Beginning


It’s been a while since I posted anything on this blog! <- sering banget kayanya ya nulis kalimat ini.

Anw, menyambut tahun baru (cailah), saya berencana mengunggah tulisan setiap harinya di blog ini. Sama seperti yang saya lakukan di awal tahun ini, dimana setiap harinya selalu ada blogpost. Nah, di post  pertama di bulan Desember ini saya ingin berbagi mengenai sebuah gerakan (?) yang mulai saya implementasikan: Social Media Detox.

Apa itu Social Media Detox?

Social Media Detox adalah mengurangi penggunaan media sosial – tapi dalam kasus saya adalah saya bukan mengurangi, melainkan stop menggunakan media sosial selama satu bulan.

Kenapa Social Media Detox?

Saya mendapatkan inspirasi untuk memulai detoks ini setelah menonton video Wheezy Writer mengenai bagaimana ia dan istrinya memutuskan untuk tidak menggunakan internet selama sebulan dan kembali ke “rutinitas” awal sebelum kehidupan mereka disibukkan oleh liat HP mulu. Disitu, istri Craig – pemilik akun Wheezy Writer – mengaku kalau kehidupannya menjadi lebih berwarna dan produktif setelah tidak memakai internet dan setelah tuntas melakukan stop-internet selama sebulan, ia justru merasa kalau melihat sosmed tidak semenyenangkan seperti dulu.

Nah, akhir-akhir ini – sebenernya bukan akhir-akhir ini sih, udah agak lama juga – saya suka ngerasa kalau kapasitas berpikir saya dan tingkat kebahagiaan dan keantusiasan saya terhadap suatu hal sangat sangat berkurang. Saya jadi lebih sering mengeluh dan terobsesi dengan hal-hal yang sebelumnya tidak pernah pernah saya inginkan. Ketika saya akan menulis sesuatu – review misalnya – saya jadi cenderung memikirkan banyak hal yang ujung-ujungnya malah gajadi saya ditulis tuh review. Padahal, jauh dulu sebelum saya kenal Instagram, jaman-jaman dimana saya baru kenalan sama Blog, saya bisa nulis apapun sesuka saya tanpa overthinking. Mau tulisan itu bagus atau engga, saya selalu seneng kalo udah nulis. Padahal (pengulangan kata) kalo saya lihat tulisan-tulisan saya jaman dulu, bahasa inggrisnya amburadul banget – sekarang juga masih sih – tapi seengganya saya menemukan kebahagiaan setelah menulis dan mengunggahnya di Blog.

Oleh karena itu, saya memutuskan untuk “kembali ke masa-masa dulu”, masa dimana saya ga terlalu tahu dan peduli mengenai kehidupan orang lain dalam sosmed-nya dan bahagia di dunia saya sendiri, dunia tanpa sosmed.

Aturan dalam Social Media Detox

Karena ini detoks media sosial, maka yang ga akan saya lihat selama sebulan ini adalah Instagram + Twitter. Kalau untuk Youtube, serial atau film, kayanya sih  saya masih belum bisa stop 100 persen, meskipun saya akan lebih menyibukkan diri dengan baca buku dibanding marathon serial TV.

Selain stop menggunakan Instagram + Twitter, saya juga berniat untuk menulis jurnal setiap harinya. Sebenarnya saya udah niatin nulis jurnal dari dua bulan yang lalu setelah lihat video LiahYoo soal kebiasaan dia setiap paginya yang selalu nulis jurnal, tapi ya secara saya seorang procrastinator, jadi belum terealisasi sampe sekarang. Maka dari itu, harapannya sih sambil detoks saya bakal bisa nulis jurnal juga dan STOP PROSCRATINATING!

Durasi Social Media Detox

1 Desember – 31 Desember 2018.

Siapapun yang membaca ini, doakan saya berhasil menjalani social media detox ini ya dan doakan output yang baik dari detoks ini. Sekian dan terima kasih. J